ilustrasi |
NGABALIN NEWS -- Pihak Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar mengadakan Seminar Nasional dengan mengangkat tema “Dakwah di Era Digital” di Auditorium Pusat UIN Alauddin Makassar. Selasa, 29 Oktober 2019, tepatnya pada pukul 8.30 Wita hingga selesai. (baca)
“Rancangan dari berlangsungnya acara ini sebenarnya berawal dari obrolan singkat saya dengan Bapak Muannas yakni salah satu Dosen FDK sekaligus merupakan Pimpinan Celebes TV. Beliau meminta supaya pihak fakultas jangan mengelola anggaran yang ada hanya untuk hal-hal yang tidak terlalu penting, kita harus memberdayakan alumni yang sudah melanglang buana,” tutur Drs Firdaus selaku Dekan Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Alauddin Makassar.
Beliau juga mengatakan bahwa kenapa kita harus memprioritaskan alumni, itu dikarenakan agar supaya mampu menunjang akreditasi fakultas. Sehingga harus melibatkan kontribusi dari alumni-alumni dengan tendensinya lebih kepada format kontribusi pikiran, bukan berupa distribusi uang tunai atau materi.
Yang menjadi pembicara utama dalam kegiatan ini yakni Dr. H. Ali Mochtar Ngabalin, M.Si yang merupakan alumnus FDK UINAM sekaligus Politikus dan Dr. Rulli Nasrullah. M.Si yang merupakan Dosen Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kegiatan ini dihadiri oleh beberapa dosen dan staf dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi serta mahasiswa dari berbagai jurusan yang ada di FDK UIN Alauddin Makassar.
Dr. H. Ali Mochtar Ngabalin, M.Si dikenal yakni sebagai seorang muballig di Makassar lalu ia berhijrah ke Jakarta untuk menjalankan amanah menjadi seorang Politikus.
Beliau mengatakan bahwa hidup itu adalah mimpi dan jangan sekali-kali kita meremehkan mimpi-mimpi orang yang beriman, karena itu adalah bagian dari takdir Allah. Jadi janganlah tanggung-tanggung daam bermimpi. Karena sebaik-baiknya mimpi adalah mimpi yang digantungkan pada Yang Maha Kuasa atas segalanya yaitu Allah.
Di samping keyakinan yang kuat terhadap Allah, Dr. H. Ali Mochtar Ngabalin, M.Si juga sangat memperhatikan adab terhadap orang tua sebagai kunci kesuksesan yang amat ampuh.
“Saya tidak akan bisa menjadi orang pintar tanpa rida Ibu. Ibu adalah seorang motivator yang paling utama, dan ketika saya bertemu dengan Ibu, saya akan menjadikan kakinya sebagai sandaran hidungku,” tuturnya.
Ia juga mengatakan bahwa ia bisa seperti ini karena ia adalah bibit dari Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Alauddin Makassar. Ia menguasai beberapa bahasa, yakni bahasa inggris, bahasa arab, bahasa jepang, bahasa perancis dan masih banyak lagi.
“Hal yang paling menentukan kesuksesan seseorang adalah bebasnya ia dari melakukan maksiat seperti, berbohong, mencuri, bermudah-mudahan bergaul dengan lawan jenis dsb. Yakin dan percaya, ilmu tidak akan pernah mudah didapatkan jika kita masih banyak bermaksiat,” terangnya di hadapan ratusan mahasiswa dan beberapa dosen serta staf FDK UINAM.
Dakwah di era digital mempunyai kelebihan karena dapat diakses oleh banyk khalayak dengan mudah, namun yang paling menjadi konsentrasi dakwah di era media digital yakni 3 unsur dakwah antara lain face, voice dan pesan itu sendiri.
Ini menandakan adanya tantangan besar terkhusus bagi para Muballig di era digital yang dituntut harus mampu menguasai pengetahuan tentang tiga unsur penting yang dijelaskan oleh Dr. H. Ali Mochtar Ngabalin, M.Si.
Selanjutnya Dr. Rulli Nasrullah. M.Si selaku pembicara kedua dalam seminar ini, menjelang akhir pemaparan materinya ia mengharapkan kepada Mahasiswa FDK agar selalu berhati-hati dalam bermedia sosial, baik itu dalam menulis maupun melisankan perasaan dan pemikirannya dalam bentuk status di berbagi akun atau video karena perusahaan sekarang ini bukan melihat cv calon pekerja melainkan melihat kondisi psikologi seseorang dari akun media sosialnya.
0 Komentar