Di dunia diplomasi pada akhir Juni 2020 ini, sepertinya Afghanistan masih lebih unggul dari Irak dari pendekatan dengan Amerika Serikat.

Irak misalnya yang saat ini dipimpin oleh PM Musthafa Al Kadhimi masih terus ditekan oleh AS untuk mensukseskan agenda Washington di kawasan: melemahkan pengaruh Iran. Dan PM baru itu belum sukses.

Sementara itu langkah-lahkah politik dan diplomasi Abdul Gani Baradar, pimpinan Taliban justru lebih mengena.

Perjanjian damai Taliban dan AS di Qatar menunjukkan hal itu.

Abdul Gani Baradar bahkan menjadi anak emas administrasi Trump karena sering dilibatkan dalam pertemuan virtual kedua negara, AS dan Afghanistan, yang dihadiri menteri.

Taliban juga tidak ditekan oleh AS untuk melaksanakan kebijakan polugri AS seperti melawan Iran, kecuali dorongan agar Taliban memberantas ISIS di Afghanistan.

Praktis saat ini ada dua pemerintahan di Afghanistan yakni Republik Islam Afghanistan yang dipimpin oleh Ashraf Ghani dan Emirat Islam Afghanistan versi Taliban dengan pimpinan Abdul Gani Baradar.

Isu yang belakangan dihembuskan di Washington soal hadiah uang yang ditawarkan Rusia bagi anggota Taliban yang berhasil membunuh pasukan AS juga dibantah oleh Taliban.

Bantahan ini menyelamatkan muka Presiden Donald Trump dari lawan politiknya jelasng Pilpres 2024.