Ilustrasi (tirto) |
NGABALIN NEWS -- Sejak awal, kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyadari diri hampir tak memiliki akses dalam pemberitaan media arus utama. Joko Widodo, di sisi lain, diuntungkan oleh posisinya sebagai petahana. Mata kamera akan terus mengekor setiap agendanya. Kendati hal itu merupakan kunjungan kerja, tapi praktis bisa menjadi ajang kampanye gratis.
Beberapa pemilik media pun mendukung Jokowi. Maka, kubu Prabowo memakai senjata alternatif via serangan udara atau media sosial. Kendati berniat bermain maksimal di udara, tapi Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi tak membentuk direktorat khusus kampanye digital. Strateginya justru dengan membentuk divisi media sosial di tiap direktorat—totalnya 15 direktorat.
Sumber
0 Komentar