Presiden Joko Widodo bersama Ali Mochtar Ngabalin


NGABALIN NEWS -- Lahir di Papua, Ali Mochtar Ngabalin memilih menjadi mubaligh. Hijrah ke Jakarta ia terjun ke panggung politik Senayan dan Istana.

Ali Mochtar Ngabalin dikenal sebagai seorang tokoh politik, mubaligh, sekaligus tenaga pengajar tanah air. Pria yang terkenal dengan gaya bicara lantang ini pernah menjadi anggota DPR RI periode 2004 hingga 2009.

Ngabalin lahir di Fakfak, Papua Barat pada 25 Desember 1968. Setelah menyelesaikan pendidikannya di SD Inpres, ia memilih untuk mendalami ilmu agamanya dengan melanjutkan studi ke Madrasah Tsanawiyah, Aliyah di Fakfak, hingga Mualimin Muhammadiyah di Makassar.

Selanjutnya Ngabalin menempuh pendidikan sekolah tingginya di IAIN Alauddin Makassar dan lulus pada tahun 1994. Tak berpuas diri, ia melanjutkan pendidikan pasca sarjananya pada bidang Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia dan meraih gelar doctor dari Universitas Negeri Jakarta pada 18 Maret 2013 lalu.

Kiprahnya di dunia politik diawalinya dengan bergabung Partai Bulan Bintang. Pada tahun 2004, ia terpilih sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi melalui Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan II.

Selain kiprahnya di bidang politik, Ngabalin berprofesi sebagai Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia di Makassar dan Pimpinan Pondok Pesantren Darul Fallah di Palu. Ia pun dipercaya sebagai Dosen Luar Biasa Pasca Sarjana Institut Agama Islam Al Aqidah, Jakarta.

Pria yang didapuk sebagai Ketua DPP Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) ini juga dipercaya sebagai direktur eksekutif di berbagai Lembaga nirlaba salah satunya Adam Malik Center.

Lama berkiprah di Partai Bulan Bintang, pada tahun 2010 Ngabalin memilih pindah ke Partai Golkar dengan jabatan Wakil Sekretaris Jenderal. Ia sempat menduduki posisi strategis sebagai juru debat tim pemenangan Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014.

Ngabalin pernah melontarkan argumen kontroversial yang mengkritik Presiden Jokowi yang dianggap tidak bisa menepati janji kampanyenya di tanah Papua.

Pada tahun 2018, justru hal di luar dugaan terjadi. Ngabalin direkrut sebagai Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Presiden (KSP) yang tepat berada di bawah Deputi IV KSP.

Pada awalnya, Ngabalin dihubungi oleh Staf Khusus Presiden Nico Harjanto yang menyampaikan pesan dari Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan mengajak dirinya bergabung.

Bagi Ngabalin, kesempatan ini justru peluang bagus agar ia bisa menjadi jembatan antara kepentingan ulama dan pemerintah. Selanjutnya Ngabalin muncul dan lebih terkenal sebagai Juru Bicara Jokowi padahal jabatannya adalah Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Presiden.

KELUARGA
Istri                : Henny Muis
Anak                : Fuad Ali Mochtar
1. Faroek Ali Mochtar
2. Fathe Ali Mochtar
3. Farhaad Ali Mochtar
4. Fauzan Ali Mochtar

PENDIDIKAN
SD Inpres Fak-Fak (1980)
Madrasah Tsanawiyah Fak-Fak (1983)
Madrasah Aliyah Fak-Fak (1986)
Mualimin Muhammadiyah Makassar
IAIN Alauddin Makassar UP (1994)
PPS. Ilmu Komunikasi UI (2001)
Doktor dari Universitas Negeri Jakarta (2013)

KARIER
Mubaligh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Makassar
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Fallah, Palu
Direktur Eksekutif Indonesian Network for Crisis (InCR)
Direktur Eksekutif Adam Malik Center (AMC)
Direktur Jurnal Sinema (Studi Informasi dan Media), Jakarta
Pimpinan Ponpes Nurul Falah Palu Sulteng (1994-1995)
Dosen Luar Biasa Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Al Aqidah (2003)
Penyiar Radio Komunitas “Cation Rose” Jakarta (2003)
Anggota Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) (1997-sekarang)
Ketua DPP Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (2003-2006)
Ketua DPP Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) (2003-2006)
Pengurus Partai Bulan Bintang 2004
Anggota DPR RI (2004-2009)
Pengurus Partai Golkar (2010-)
Ketua Umum PP. Muballigh Se-Indonesia
Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Presiden (2018-) (sumber)